Dialog Refleksi BEM SI Bengkulu Tekankan Semangat Pemuda dalam Mengisi Kemerdekaan

0
27
BEM SI Bengkulu Gelar Dialog Refleksi 80 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia di Pendopo Taman Budaya Kota Bengkulu, Jumat 15 Agustus 2025.

Bengkulu, Wordcovernews.com – Dalam rangka Refleksi 80 Tahun Kemerdekaan RI, Jumat 15 Agustus 2025 bertempat di Pendopo Taman Budaya Kota Bengkulu Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Daerah Bengkulu melaksanakan kegiatan Dialog Refleksi 80 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia dengan tema “Kemerdekaan Milik Siapa, Demokrasi di Era Otoritarianisme Baru”.

Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh Narasumber dari berbagai tokoh Daerah dan nasional yaitu M. Prihatno, Komunitas Azam Community, Anwar Sastro, Konfederasi Pergerakan Rakyat Indonesia (KPRI), M. Ali Akbar, Ketua Kanopi Hijau Indonesia Bengkulu, Hardiansyah, S.Pd, Sejarawan Bengkulu, Kelvin Malindo, Pemantik, Teo Ramadhan, Koordinator Media Bem Si dan Adi Wijaya sebagai Moderator, Jumat (15/8/2025).

Dalam sambutan pembukaannya Korda BEM SI Daerah Bengkulu, Kelvin Malindo mengatakan bahwa pemuda memiliki peran besar dalam pembangunan bangsa, momentum HUT RI akan terus berlangsung namun semangatnya harus tetap sama.

“Hari ini dalam refleski HUT RI maka kita akan terus mengulang momentumnya, namun semangatnya masih sama atau tidak, peran pemuda saat ini sangat penting dalam arah pembangunan bangsa,” ujarnya.

Dalam sambutannya juga Sdr. Kelvin Malindo berterima kasih atas kehadiran elemen mahasiswa dan Ngo di Bengkulu dalam kegiatan Refleksi Kemerdekaan yang disampaikan melalui forum Dialog yang dianggap lebih efektif daripada turun ke jalan yang dapat membuat makna dan semarak kemerdekaan menjadi berkurang.

M. Prihatno Ketua Komunitas Azam Community menyampaikan bahwa refleksi HUT RI seharusnya menjadi semangat pemerataan pembangunan oleh pemerintah di daerah maupun di perkotaan.

“HUT RI menjadi momen penting dalam proses pembangunan bagi masyarakat oleh pemerintah, pemerataan pembangun harus diperhatikan di Kota maupun di Desa, sehingga tidak lagi pada perspektif politik tertentu,”ungkapnya.

Korda BEM SI Daerah Bengkulu, Kelvin Malindo mengatakan bahwa di zaman perkembangan teknologi maka pemuda diminta untuk bisa beradaptasi dan memberi kontribusi bagi pembangunan bangsa.

Kami optimis bahwa di tengah gempuran kemajuan teknologi diantaranya AI maka kita dituntut untuk berkontribusi dalam proses pembangunan, kita tidak lagi melawan penjajah namun semangat yang sama yang harus kita gunakan dalam mengisi kemerdekaan,” ucapnya.

Teo Ramadhan, Presma Univ. Bengkulu menyebut bahwa generasi emas bangsa Indonesia telah melalui perjuangan yang panjang dalam pergerakan pemuda, dalam momentum HUT RI apakah pemuda bisa menjadi garda terdepan dalam menyambut generasi emas 2045 atau tidak.

“Peran pemuda sudah teruji sejak sumpah Pemuda 1928, peran pemuda dalam kemerdekaan RI dan peran pemuda saat masa reformasi, hari ini pemuda dituntut untuk memberi kontribusi nyata dalam menyambut bonus demografi dan Indonesia emas 2045,” bebernya.

Hardiansyah, S.Pd selaku Sejarawan Bengkulu mengatakan Ki Hajar Dewantara menyampaikan kritik terhadap pemerintah kolonial Belanda melalui tulisannya yang berjudul ‘Als ik een Nederlander was’ (Seandainya Aku Seorang Belanda). Tulisan tersebut masih relevan dengan situasi Indonesia yang telah berusia 80 tahun.

Terjadi pergeseran signifikan dalam gaya hidup para pemimpin atau pejabat dari masa lalu hingga saat ini, yang mengakibatkan jarak antara masyarakat dengan para pemimpin menjadi semakin besar. Ujar Hardiansyah.

Pada kesepatannya Anwar Sastro, Sekjen Konfederasi Pergerakan Rakyat Indonesia (KPRI) menyampaikan menurut Ir. Soekarno, tanda kemerdekaan adalah berdaulat di bidang politik tanpa campur tangan negara lain, berdaulat dalam bidang ekonomi, serta memiliki kepribadian dan kebudayaan yang kuat.

Belum terpenuhinya hak-hak dan kesejahteraan di tingkat buruh, nelayan, petani bahkan masyarakat pinggir kali karena di negeri yang bernama Indonesia ini kebebasan berserikat dan UU Agraria tak kunjung tercipta. Ujarnya.

Di sisi lain M. Ali Akbar, Ketua Kanopi Hijau Indonesia Bengkulu menyampaikan masyarakat menyuarakan kekhawatiran atas ancaman ekologis, sosial, dan keberlanjutan lingkungan hidup yang bisa terganggu jika aktivitas tambang benar-benar berjalan.

Sebagai penutup, Kelvin Malindo menyampaikan para mahasiswa bisa menjadi inspirasi bagi warga untuk merayakan kemerdekaan dengan cara-cara kreatif dan bermanfaat. Masih banyak cara lain untuk menunjukkan rasa cinta pada NKRI, yang penting tetap semangat dan mengisi kemerdekaan dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyaraka dan bangsa.

Pewarta: Restu Edi
Editor : Desty Dwi Fitria
COPYRIGHT © WORDCOVERNEWS 2025

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here